Mala : hello ardiana how are
you today .
Ardiana : hello, im fine thank you
what about you ?
Mala : I also fine ‘ how about
your presentation yesterday ?
Ardiana : oh , I’m glad it’s done . I
hope they liked my design
Mala : of course , i think so,
cause I like all about your fashion design
Ardiana : really ? Ohh thank you very
much , that’s all right then
Mala : wich design you
present?
Ardiana : I’m present casual dress for
autum
Mala : believe me! Your dress
will definitely sell in the market, like last year, good for you
Ardiana : I’m very pleased with my
success last year, it turns out my fashion design many who enjoyed
Mala : I’m delighted to hear
that, I know you can
Ardiana : yeah .. Thank god for that,
so how about your singing contest today, I’m sory I can’t attend
Mala : okay, no problem
friend’ I know you busy today. I was nervous before
Ardiana : why , what makes you nervous
?
Mala : I was the first
participant to perform, but the feeling was over after I started to sing
Ardiana : ohh, what a relief ! I think
that make problem for your ferform
Mala : yes, I’m glad you like
it, I got a very lively applause
Ardiana : really fantastic !, sorry I
missed it.
Mala : yup I hope to win
it.
Ardiana : when the announcement of the
winner ? I need to know
Mala : 8 pm o’clock tonight,
you must come with me!
Ardiana : all right everything I do
for you.
8 pm
o’clock
Mala : You see, they look
confident
Ardiana : come on, Cheer up you can
definitely win it
Mala : oh , that’s all right
then
(announcement
of winners is mala!)
Ardiana : wow I’m delighted to
hear that, they called your name friend
Mala : really , it gives me
great pleasure to hear that
Ardiana : congratulations friend, immediately
take the cup.
Mala : ohh I’m very pleased ,
thanks for everything !
Ardiana : isn’t this great !
Narator : Nunu dan Aulia merupakan
sahabat baik. Mereka telah bersahabat sejak kecil, tapi suata hari ketika
keluarga Aulia jatuh miskin, Nunu pun tak ingin lagi bersahabat dengan Aulia.
Suatu siang ketika Aulia, Nunu, Ardiana, Indah dan Mala sedang berada di kelas
untuk bersih-bersih sebelum pulang sekolah, Aulia dengan berat hati mengatakan
kepada Nunu untuk membantunya. Karena menurutnya Nunu lah yang bisa menolongnya
dan Nunu merupakan sahabatnya, malah yang terjadi adalah Nunu balik menghina Aulia.
Aulia : Nunu, bisakah kau
menolongku sedikit saja?
Nunu : Apa? Menolongmu? Kau
pikir kau itu siapa yang harus aku tolong?
Aulia : Kenapa dengan mu Nunu?
Bukankah kita sahabat? Masa kau sudah lupa dengan itu?
Nunu : Sahabat? Maaf ya aku
tidak punya sahabat seperti mu yang miskin. Aku hanya mau bersahabat dengan
orang yang kaya.
Ardiana : kenapa dengan kalian berdua?
Sepertinya sedang bermasalah gitu.
Aulia : Tidak ada apa-apa kok.
Kita berdua baik-baik saja. Ya kan Nunu?
Nunu : Baik-baik saja? Gini ya
Nui, tadi si miskin ini meminta bantuan ke aku. Tapi sayangnya aku tak ingin
membantu orang seperti dia. Mana dia ngaku-ngaku sahabat aku lagi? Ogah deh.
(
Aulia pun pergi karena mendengar perkataan Nunu seperti itu )
Ardiana : Jangan begitu Nunu. Bukannya
kau dan Aulia memang bersahabat dari kecil? Masa karna sekarang Aulia dan
keluarganya jatuh miskin, kau tidak mau lagi bersahabat dengannya. Bukannya
saat-saat seperti ini kau bisa tunjukan ke dia, kalau kau memang sahabatnya.
Bukan malah meninggalkannya.
Mala : Betul itu kata Nui.
Seharusnya kau sekarang menyuport dia, bukan menghina dia seperti itu. Kasian
kan dia.
Indah : Betul itu. Sahabat
seperti apa kau ini?
Nunu : Kalian pikir siapa
kalian yang berani-berani menasehatiku? Sok baik! Terserah aku dong mau berbuat
apa. Urus saja diri kalian masing-masing.
Mala : Kita bukannya bermaksud
menasehati kamu atau sok baik. Tapi kita tidak mau persahabatan kamu dan Aulia
berakhir seperti ini.
Nunu : Halah itu bukan urusan
ku dan juga kalian.
(
Nunu pun langsung pulang )
Indah : Setan apa yang merasuki
anak itu? Bisa-bisanya dia berbuat begitu kepada Aulia. Bukankah selama ini dia
yang selalu saja membela-bela Aulia ketika ada masalah?
Ardiana : ya itu hanya dia yang tahu.
Tapi satu hal yang akhirnya kita tahu, Nunu hanya mau berteman dengan orang
yang Kaya.
Mala : Pantas saja.
Indah : Pantas apanya?
Mala : sudahlah jangan dibahas
lagi, mending kita pulang saja.
Ardiana : betul itu.
Narator : keesokan harinya Mereka
kembali masuk kesekolah seperti biasa, tetapi tidak dengan Aulia. Hal ini pun
terjadi selama 2 minggu berturut-turut. Pada akhirnya ketika mereka berempat
sedang dalam perjalanan kesekolah, dengan tidak sengaja mereka bertemu dengan
Aulia di pinggir jalan yang sedang mencari barang bekas.
Ardiana : Hey bukannya itu Aulia?
Indah : ia benar itu Aulia.
Sedang ngapain dia? Bukannya masuk sekolah malah keliuran seperti itu.
Ardiana : ia benar.
(Ardiana
pun langsung menarik Nunu yang jalan di belakangnya dan sedang asyik dengan
Iphone-nya)
Liat
itu? Apa yang sahabatmu lakukan?
Nunu : haha… Pasti sedang
mengais-ngais sampah. Namanya juga orang miskin.
Indah : Apaan sih. Ayo kita
samperin saja dia.
Ardiana : Aulia, apa yang sedang kau
lakukan? Kenapa kau tidak masuk 2 minggu ini?
Aulia : (dengan Kaget) aku? Ya
seperti yang kalian liat.
Nunu : aku bilang juga apa.
Pasti dia sedang mengais-ngais sampah. Seperti tidak tahu saja kalian kerjaan
orang miskin.
Mala : sudahlah Nunu,
begitu-begitu Aulia itu sahabatmu.
Ardiana : Apa-apaan sih. Kenapa kau
tidak masuk sekolah lagi Aulia?
Aulia : Begini, orang tua ku
tidak punya uang untuk membiayai aku dan adikku untuk sekolah. Sedangkan adikku
masih mau sekolah, jadi aku mengalah saja untuk adikku. Biar adikku yang
sekolah dan aku membantu orang tua ku untuk menyambung hidup.
Indah : Mulia betul hati mu
sobat.
Nunu :
haha. Mulia apanya? Dia cuma mau cari muka tahu? Kalian ini gampang sekali
dibodohi sama dia.
Aulia : Tega sekali kau berkata
begitu pada ku. Aku memang sekarang sudah miskin, tapi aku masih punya
perasaan. Kalau kamu tidak mau bersahabat lagi dengan ku ya sudah itu tidak
jadi masalah buat ku, tapi jangan kau hina aku dengan kata-katamu itu. Satu
lagi, aku tidak pernah menyesal pernah berkenalan dengan mu. Tapi itu merupakan
pembelajaran bagi ku. Terima kasih Nunu.
(Aulia
pun lari secepat mungkin meninggalkan mereka berempat dengan perasaan yang
bercampur aduk)
Ardiana : sudah puas kau menyakiti
dia? Ingat Nunu, suatu hari nanti kau juga akan merasa apa yang Aulia rasakan
sekarang.
Indah : Betul itu.
Nunu : haha. Itu tidak mungkin.
Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin seperti dia. Toh keluargaku memiliki
banyak usaha yang menghasilkan banyak uang. Dan tidak akan habis untuk 5
generasi. Haha…
(
sambil tertawa Nunu pun jalan meninggalkan mereka bertiga)
Indah : Sombong sekali itu anak.
Semoga hidupnya baik-baik saja.
Ardiana : ya semoga saja. Memang
terkadang kita harus menyadari bahwa ada orang tertentu yang bisa tinggal
dihati kita, namun tidak dalam kehidupan kita
Mala : ya betul itu. Dan
semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi dengan Aulia.
(
mereka bertiga akhrinya melanjutkan perjalan ke sekolah )
Narator : Hari itu merupakan hari
terakhir mereka bertemu Aulia. Dan ketika semuanya telah terjadi, Nunu pun
merasakan apa yang dulu Aulia rasakan. Keluarganya bangkrut karena ditipu oleh
orang lain. Tapi sayangnya Nunu tidak terima dengan hidupnya yang miskin, dan
ia beranggapan bahwa semua ini salah Aulia.